Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah menciptakan air dan tanah, menciptakan segala sesuatu dan menumbuhkan, tidak ada yang hilang dari pandangan -Nya sekalipun semut hitam apabila berjalan di malam hari. Tidak ada yang tersembunyi baik yang ada di langit ataupun yang ada di bumi dari pengetahuan -Nya biarpun hanya seberat biji sawi di bumi dan di langit.
"Kepunyaan -Nya lah semua yang ada langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia yang telah tersembunyi. Dialah Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang baik)." (TQS. Thaha:6-8)
Tak hanya makan, minum, sholat, berdo’a, puasa, zakat dan sebagainya saja yang memiliki adab, namun terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya kita harus beradab. Bagaimanakah seharusnya kita beradab terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya? Berikut adalah adab terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya:
"Kepunyaan -Nya lah semua yang ada langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia yang telah tersembunyi. Dialah Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang baik)." (TQS. Thaha:6-8)
Tak hanya makan, minum, sholat, berdo’a, puasa, zakat dan sebagainya saja yang memiliki adab, namun terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya kita harus beradab. Bagaimanakah seharusnya kita beradab terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya? Berikut adalah adab terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya:
Adab kepada Allah subhanahu wa ta'ala
- Ikhlas kepada Allah dalam beramal
- Waspada agar tidak terjerumus ke dalam kesyirikan, firman Allah Subhanahu wa ta'ala: "Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan" (TQS Al-An'am : 88)
- Beribadah dan menjalankan kewajiban sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya
- Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah. Firman Allah Subhanahu wa tala'ala: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka sesungguhya azab-Ku sangat pedih." (TQS. Ibrahim : 7)
- Mengagungkan dan memuliakan-Nya serta mengagungkan syi'ar-syi'ar-Nya. Firman Allah subhanahu wa ta'ala: "Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya." (TQS. Al-An'am : 91)
- Tidak berbicara tentang hukum-hukum Allah tanpa ilmu. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan Ini haram." (TQS. An-Nahl : 116)
- Merasakan pengawasan Allah baik saat sepi dan ramai.
- Menumbuhkan rasa takut, cemas dan penuh harap kepada-Nya.
- Bertaubat dan kembali kepada-Nya, serta meminta ampun hanya kepada-Nya. Firman Allah subhanahu wa ta'ala: "Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampunan kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (TQS. An-Nisa' : 64)
- Berdo'a bersikap merendahkan diri dan hina dihadapan-Nya. Firman Allah Subhanu wa ta'ala: "Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang apa menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? apakah di samping Allah ada Tuhan 9yang lain)? amat sedikitlah kamu mengingat(Nya)." (TQS. An-Naml : 62)
- Tidak putus asa dan harap terhadap ampunan-Nya. Firman Allah subhanu wa ta'ala: "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (TQS. Az-Zumar : 53)
- Meyakini bahwa hanya di tangan-Nyalah kekuasaan untuk memberikanmanfaat, memudharatkan, menghidupkan dan mematikan. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala: "Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, Maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya dan Itulah keberuntungan yang nyata." (TQS. Al-An'am : 16)
- Berprasangka baik terhadap Allah Ta'ala. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala: "Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sanka kepada Tuhanmu, dia telah membinasaka kamu, Maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (TQS. Fushshilat : 23)
- Bersabar atas semua taqdir-taqdir-Nya, membenarkan apa-apa yang diberitakan-Nya dan melaksanakan semua kewajiban yang diperintahkan-Nya.
- Konsisten dengan perjanjian
- Mencintai orang yang dicintai-Nya.
- Berhukum dengan syari'at-Nya dan perintahnya dalam semua aspek kehidupan baik individu, masyarakat maupun bernegara, baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan, politik dan mahdhoh.
- Selalu berdzikir kepada-Nya.
- Pasrah, tunduk dan taat kepada-Nya.
- Malu dan waspada untuk berbuat maksiat kepada-Nya, serta menjauhi semua sikap yang bisa mendatangkan murka dan siksa-Nya. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala: "Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (TQS. An-Nur : 63)
Adab kepada Rasul
- Mentaatinya, mencontoh, mentauladani dan mengikuti sunnahnya.
- Mendahulukan cinta kepadanya dari yang lainnya, dan menghormati serta memuliakannya.
- Membaca shalawat saat menyebut namanya.
- Waspada terhadap perbuatan yang menyelisih dan melanggar tuntunannya.
- Tidak mendahulukan perkataan siapapun atas perkataan dan pendapat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
- Beriman kepada kenabian dan Risalahnya serta membenarkan segala yang di beritakannya.
- Membela sunnah dan syari'ahnya.
- Menghidupkan sunnah beliau, mempertahankan syari'ahnya dan menyampaikan da'wahnya serta melaksanakan wasiatnya.
Wallahu a'alam
mencoba menjalankan sunnahnya juga salah satu amalan ya gan :)
ReplyDeletesebuah pengingat yang perlu, semoga saudara-saudari kita selalu mengikuti jalan yang seharusnya.
ReplyDeleteSekarang ini mah, banyak orang yang seperti di tulisan di atas, beramal dan bicra tanpa ilmu. Miris banget. Apalagi kalau bicara soal agama, tanpa ilmu.
ReplyDeleteMerasa malu kalau bilang tidak tahu. Padahal, imam Syafi'i dan tidak malu bilang tidak tahu
Nice post sangat bermanfaat
ReplyDelete