Friday, May 06, 2016

Mengenal Abu Bakr (Bagian ke 2)

Abu Bakr datang mendekati Rasulullah lalu membuka penutup wajah beliau kemudian menciumnya dan berkata: Demi bapak dan ibuku sebagai tebusan bagimu wahai Rasulullah,sungguh engkau hidup dan mati dengan mulia. Setelahnya, dia keluar menghadapi masyarakat dan menaiki mimbar lalu berkata: Ketahuilah bahwa barangsiapa yang menyembah Muhamad maka sungguh Muhamad telah mati. Dan barangsiapa yang menyembah Allah sesungghnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati, sembari membaca firman Allah Ta’ala:“Sesungguhnya kamu akan mati dan Sesungguhnya mereka akan mati (pula). QS. Al-Zumar: 30.

Di antara bukti sikap kepahlawanan dan keberaniannya adalah pada saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia dan mu’sibah tersebut menjadi besar. Aisyah radhiallahu anha bercerita: Suku-suku Arab banyak yang murtad, kaum Yahudi dan Nasrani berani menampakkan taring kejahatannya, kemunafikan bermunculan, kaum muslimin bagai kambing-kambing yang kehujanan pada malam yang penuh dengan kedinginan karena meninggalnya Nabi mereka lalu mengumpulkan mereka kembali dengan Abu Bakr.

Pada saat sebagaian suku-suku Arab menentang mengeluarkan zakat setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu alihi wa sallam, maka beliau bertekad untuk memerangi mereka dan memberikan pelajaran kepada mereka, dalam pidatonya yang penuh dengan keberanian dia berkata: Demi Allah seandainya mereka tidak menunaikan sejengkal tali onta sebagai zakat yang telah mereka tunaikan pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam niscaya aku pasti memerangi mereka”.

Semoga Allah mencurahkan rahmatNya kepada Abu Bakr dan memberikan kredhaan kepadanya, dia adalah contoh tauladan bagi orang beriman dalam ketulusan sejati….beriman…cukuplah menjadi kebanggan bagi bagi Abu Bakr bahwa Allah Ta’ala menyebutnya di dalamkitabNya yang suci di dalam firman Allah Ta’ala pada surat Al-Taubah: "Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang Tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". ( QS. Al-Taubah: 40 ).

Hal itu terjadi pada saat peristiwa hijrah, pada saat orang-orang Quraisy memboikot pergerakan da’wah Rasulullah shallallahu alihi wa sallam dan para kaum muslimin. Maka Allah mewahyukan kepada Rasulullah untuk berhijrah ke Madinah. Maka beliaupun keluar sendirian ditemani shahabat beliau, Abu Bakr Al Siddiq. Sementara itu, kaum Quraisy berlomba-lomba mengejar mereka berdua dan Abu Bakr sangat tidak khawatir dengan keselamatan dirinya namun dia hanya khawatir dengan keselamatan shahabat dan kekasihanya shallallahu alaihi wa sallam. Dia berkata: Seandainya salah seorang di antara mereka menoleh pada kakinya niscaya mereka pasti melihat kita. Akan tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam merasakan ketenangan yang telah dihunjamkan oleh Allah ke dalam hatinya, menenangkan segala ketakutan beliau dan berkata kepada Abu Bakar; Wahai, Abu Bakar, apakah yang engkau risaukan dengan dua orang yang sedang dijaga oleh Allah sebagai pihak ketiga dari dua orang tersebut”.

Itulah bentuk cinta sejati kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sang pembawa petunjuk. Bukti yang paling nyata bagi cinta sejati tersebut adalah apa yang telah diperlihatkan oleh Abu Bakr sejak berhijrah meunju Madinah bersama beliau
.
Hatinya risau jangan-jangan kaum musyrikin menemukan jejak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, terkadang dia berjalan di belakang Rasulullah dan terkadang berjalan di depan beliau guna menjaganya. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya tentang mengapa dia melakukan hal tersebut: Wahai Rasulullah, jika aku mengingat pengejaran maka aku berada di bagian belakang karena khawatir jangan-jangan mereka mengejar dirimu, dan jika aku mengingat tentang pengintaian maka aku berada di hadapanmu.

Abu Bakr adalah tauladan yang baik dalam kesucian dan kemurnian hati. Marilah kita membaca peristiwa di bawah ini: suatu ketika Abu Bakr al shiddiq datang menemui Rasulullah shallallahu alahi wa sallam dan berkata: Wahai Rasulullah telah terjadi sesuatu antara diriku dengan Umar bin Al Khattab lalu aku segera menemuinya kemudian aku menyesali hal tersebut. Aku memohon kepadanya agar dia memaafkan aku namun dia enggan memaafkan diriku lalu aku mendatangi dirimu. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakr”.

Kemudian Umar bin Al Khattab menyesali sikapnya, maka diapun mendatangi rumah Abu Bakr dan bertanya tentang keberadaannya namun dia sedang tidak berada di rumah. Maka diapun datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan wajah beliau kelihatan mengerut karena marah sehingga Abu Bakr merasa khawatir jangan-jangan Rasulullah mengucapakan sesuatu yang menyakiti Umar, maka diapun segera berlutut pada kedua kaki Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata kepadanya: Ya Rasulullah, aku yang telah menzaliminya. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengutus diriku kepada kalian dan kalian berkata: Kamu berbohong, sementara Abu Bakr berkata: Engkau benar, dia telah menolongku dengan jiwa dan hartanya, tidakkah kalian memaafkan shahabatku ini?".

Abu Bakr sebagai suri tauladan yang baik sebagai mu’min yang sejati. Dia mendatangi para janda dan orang-orang lemah guna membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka, membantu memerah susu kamibing-susu kambing mereka, dan pada saat dilantik menjadi khalifah seorang wanita di akmpung tersebut berkata: Sekarang dia tidak lagi bisa memerah susu-susu kambing kita, sumber penghasilan kita. Abu Bakar mendengar keluhan tersebut lalu dia berkata: Demi Allah tidak demikian, aku akan tetap memerah susu-susu kambing untuk kalian. Semoga bantuan yang tlah aku berikan sebelemnya tidak berubah oleh kekuasaan yang aku emban”.

Baca juga bagian pertama

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.

Facebook