Monday, May 09, 2016

Bimaristan : Konsep Ideal Rumah Sakit Islam

Sebelum islam datang dan mencapai masa kejayaannya, dunia ternyata belum mengenal konsep rumah sakit (RS), seperti saat ini. Bangsa Yunani, misalnya, merawat orang-orang sakit di petiharan yang berdekatan dengan kuil untuk disembuhkan pendeta. Proses pengobatannya pun lebih bersifat mistis  yang terdiri dari sembahyang dan berkorban untuk dewa penyembuhan bernama Aaescalapius.
Menurut ketua Institut Internasional Ilmu Kedokteran islam, Husain F Nagamia MD, Sederet RS baru dibangun dan dikembangkan mulai awal kejayaan islam. Pada masa itu tempat untuk mengobati dan merawat orang sakit dikenal dengan sebutan "Bimaristan atau "Maristan". "Ide membangun RS sebagai tempat merawat orang sakit mulai diterapkan pada awal kekhalifahan ISlam" papar Husain.

RS pertama dibangun atas permintaan khalifah Al-Walid (705 - 7015 M) seorag khalifah dari daulah khilafah Umayyah. tempat perawatan yang dikenal dengan nama 'Bimaristan' itu tak hanya disediakn untuk penderita leprosoria tapi juga bagi penderita lepra yang saat itu merajalela. Untuk merawat para pasien itu, khalifah menggaji tenaga dokter dan perawat.

"RS Islam pertama yang sebenarnya dibangun pada era kekuasaan khalifah harun ar-Rasyid (786 - 809)," ungkap Husain. Setelah berdirinya RS baghdad, di metropolis intelektual itu mulai bermunculan RS lainnya. konsep pembangunan beberapa RS di Baghdad itu merupakan ide dari ar-Razi, dokter muslim terkemuka.

Dalam catatan perjalanannya, seorang sejarahwan bernama Djubair sempat mengunjungi Baghdad pada 1184 M. Ia melukiska, RS yang ada di Baghdad seperti 'sebuah istana yang megah'. Airnya dipasok dari Tigris dan semua perlengkapannya mirip istana raja. Menurut dokter Hossam Arafah dalam tulisanya berjudul Hospital in Islamic History pada akhir abad ke-13, RS sudah tersebar di seantero arab.

Pada era keemasan, RS islam yang tersebar dikawasan arab itu memiliki krakter yang khas.Pertama, RS islam melayani semua orang tanpa membedakan warna kulit, agama serta latar belakang. RS islam dikelola pemerintah. Direkturnya biasanya seorang dokter. Di RS itu semua dokter dengan keyakinan agama yang berbeda-beda bahu membahu bekerja sama untuk menyembuhkan pasien.

Kedua, sudah menerapkan pemisahan bangsal. Pasien pria dan waita menempati bangsal yang terpisah. Penderita penyakit menular juga dirawat di tempat yang terpisah dengan pasien lainya. Ketiga, pembagian perawat. Perawat pria bertugas merawat pria dan perawat wanita merawat pasien wanita.

Keempat, memperhatikan kamar mandi dan pasokan air. Sholat lima waktu merupakan rukun Islam yang wajib bagi setiap muslim. Baik dalam kondisi sehat maupun sakit, sholat tetap merupakan sebuah kewajiba.Meski begitu, orang sakit mendapat keriganan untuk melaksanakan sholat berdasarkan kemampuan fisiknya.

bagi mereka yang tak mampu, bisa sholat sembari tidur di atas kasur. Sebelum menunaikan ibadah sholat, setiap muslim harus berwudhu membersihkan wajah, tangan, kepala dan kaki. Utuk memenuhi kebutuhan itu, RS menyediakan air yang melimpah dengan dilengkapai fasilitas kamar mandi.

Kelima, tak sembarang dokter yang bisa praktik di RS. Hanya dokter-dokter yang berkualitas yang diizinkan untuk megobati pasien di RS. Khalifah Al- Mugtadir dari khilafah daulah Abbasiyah sangat memperhatikan betul kualitas dokter yang bertugas di RS. Untuk memastikan semua dokter berkualitas, khalifah memerintahkan kepala dokter istana, Sinan Ibnu Thabit untuk menyeleksi 860 dokter yang ada di Baghdad.

Dokter yang mendapat izin praktik di RS hanyalah mereka yang lolos seleksi yang ketat. tak hanya di Baghdad, khalifah juga memerintahkan Abu Osman Said Ibnu Yaqub untuk melakukan seleksi serupa di wilayah Damaskus, Makkah, dan Madinah. Hal itu dilakukan, lantaran kedua kota suci itu setiap tahunnya dikunjungi jamaah haji dari seluruh dunia.

Keenam, RS islam pada zaman kekhalifahan tak hanya untuk sekedar tempat merawat dan megobati orang sakit. RS juga berfungsi sebagai tempat menempa mahasiswa kedokteran, tempat pertukaran ilmu kedokteran dan pusat pengembangan dunia kesehatan dan kedokteran secara keseluruhan.

RS besar dan terkemuka dilengkapi dega perpustakaan mewah yang memiliki buku koleksi terbru. Selain itu RS Islam di zaman kekhalifahan juga memiliki aufotorium untuk pertemuan dan perkuliahan.  Di kompleks RS juga berdiri mess atau perumahan untuk mahasiswa kedokteran serta staf RS.

Ketujuh, untuk pertama kalinya dalam sejarah, RS islam menyimpan data pasien da rekam medisnya. Konsep itu hingga kini digunakan RS yang ada di seluruh dunia. Kedelapan, selama era islam ilmu farmasi dan profesi apoteker telah berkembang menjadi ilmu dan profesi terkemuka.

Apotek dan apoteker sudah berkembang pesat. Tak heran, jika obat-obata baru tiap waktu terus bermunculan. Pada saat itu, umat islam yang menguasai perdangangan telah menjalin kontak dengan bangsa-bangsa terkemuka di dunia. Ilmu kimia yang menopag farmasi juga berkembang pesat.

RSdi era keemasan islam bertugas untuk merawat seluruh pasien baik laki-laki maupun perempua sampai benar-benar sembuh. Tak hanya itu, seluruh biaya di taggung pihak RS. Mereka yang dilayani secara prima dan cuma-cuma itu bisa pendatang, orag asing, orag pribumi, kaya atau miskin, bekerja atau pengangguran, bodoh atau pitar, cacat atau normal diperlakukan sederajat dan adil.

Tak ada persyaratan tertentu dan pembayaran. Tak ada pasien yag ditolak untuk dirawat dan berobat. Semua pelayanan di RS itu dilakukan dengan mengharap keridhaan sang pencipta, Allah Azza wa Jalla. Lagi-lagi, islam lebih dahulu unggul dan maju dibandingkan Barat.

Konsep RS islam di era keemasan yang begitu modern itu kemudian ditiru dan dijadikan model oleh bangsa-bangsa di Eropa. Tak cuma itu, barat juga banyak mempelajari kitab-kitab kedokteran yang dihasilkan para dokter Muslim. Adakah RS islam di Indonesia yang meniru konsep RS di keemasan Islam tersebut?

Dikutip dari buku Khazanah

1 comment:

  1. thank nice infonya sangat menarik, kunjungi http://bit.ly/2qpSwKt

    ReplyDelete

Popular Posts

Powered by Blogger.

Facebook