Dalam perang Badr Abu Ubaidah bin Jarrah membunuh ayahnya sendiri Abdullah bin Jarrah. Nah, kisah ini akan kami ceritakan untuk kali ini.
Dalam perang Badr, Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallhu 'anhu berada di pihak kaum Muslimin. Sementara ayahnya, Abdullah bin Jarrah berada dalam barisan kaum Musyrikin. Dalam pertempuran itu, orang-orang musyrik lebih memilih menghindar daripada harus bertemu dengan Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu kecuali satu orang yaitu ayahnya sendiri Abdullah bin jarrah. Sebenarnya Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu selalu menghindar dari sang ayah, tetapi apa boleh buat, justru sang ayah sendiri yang datang mencarinya untuk membunuhnya. meskipun demikian Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu berusaha keras untuk terus menghindar dari ayahnya. akan tetapi, kemanapun beliau pergi ayahnya terus mengejarnya. Akhirnya takdir berbicara, kedua pedang akhirnya bertemu. Sang ayah berperang dalam barisan pembela kesyirikan dan kekafiran sementara sang anak berada dalam barisan Keimanan kepada Allah Azza wa Jalla.
Maka, ayah dan anak itu pun terlibat dalam pertempuran yang sangat sengit. Abu Ubaidah menyambar dan mencabik-cabik ayahnya, yang merupakan anggota keluarganya hingga menewaskannya.
Setelah pertempuran tersebut kaum musyrikin selalu membicarakan kebengisan Abu Ubaidah bin Jarrah Radhiallahu 'anhu dalam pertempuran dimana ia telah menewaskan ayahnya sendiri. Di sisi lain, kaum muslimin memperbincangkan keteguhan iman Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu. Hal ini justru membuat hati Abu Ubaidah bin Jarrah menjadi gundah gelisah.
Namun Allah Azza wa Jalla menghibur beliau dengan menurunkan firmannya yang kini termaktub dalam Al-Quran surah Al-Mujadilah ayat 22 yang berbunyi:
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, atau pun keluarga mereka
Ayat inilah yang memberikan penghargaan atas perbuatan yang dilakukan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu, yaitu ketika ia berperang dan membunuh ayahnya demi keimanan kepada Allah Azza wa Jalla.
Semoga kisah ini dapat membuat kita makin cinta dan sayang kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga kita mampu berdiri tegar di garda terdepan demi membela Agama Allah ini.
Dalam perang Badr, Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallhu 'anhu berada di pihak kaum Muslimin. Sementara ayahnya, Abdullah bin Jarrah berada dalam barisan kaum Musyrikin. Dalam pertempuran itu, orang-orang musyrik lebih memilih menghindar daripada harus bertemu dengan Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu kecuali satu orang yaitu ayahnya sendiri Abdullah bin jarrah. Sebenarnya Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu selalu menghindar dari sang ayah, tetapi apa boleh buat, justru sang ayah sendiri yang datang mencarinya untuk membunuhnya. meskipun demikian Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu berusaha keras untuk terus menghindar dari ayahnya. akan tetapi, kemanapun beliau pergi ayahnya terus mengejarnya. Akhirnya takdir berbicara, kedua pedang akhirnya bertemu. Sang ayah berperang dalam barisan pembela kesyirikan dan kekafiran sementara sang anak berada dalam barisan Keimanan kepada Allah Azza wa Jalla.
Maka, ayah dan anak itu pun terlibat dalam pertempuran yang sangat sengit. Abu Ubaidah menyambar dan mencabik-cabik ayahnya, yang merupakan anggota keluarganya hingga menewaskannya.
Setelah pertempuran tersebut kaum musyrikin selalu membicarakan kebengisan Abu Ubaidah bin Jarrah Radhiallahu 'anhu dalam pertempuran dimana ia telah menewaskan ayahnya sendiri. Di sisi lain, kaum muslimin memperbincangkan keteguhan iman Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu. Hal ini justru membuat hati Abu Ubaidah bin Jarrah menjadi gundah gelisah.
Namun Allah Azza wa Jalla menghibur beliau dengan menurunkan firmannya yang kini termaktub dalam Al-Quran surah Al-Mujadilah ayat 22 yang berbunyi:
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, atau pun keluarga mereka
Ayat inilah yang memberikan penghargaan atas perbuatan yang dilakukan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah radhiallahu 'anhu, yaitu ketika ia berperang dan membunuh ayahnya demi keimanan kepada Allah Azza wa Jalla.
Semoga kisah ini dapat membuat kita makin cinta dan sayang kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga kita mampu berdiri tegar di garda terdepan demi membela Agama Allah ini.
0 komentar:
Post a Comment