Friday, April 01, 2016

Khalid bin Walid : Perjalanan memeluk Islam

Walid bin Mughirah merupakan ayah dari salah satu panglima Islam Khalid bin walid. pada permulaan islam, ayah si "pedang Allah yang Terhunus" Walid bin Mughirah sangatlah membenci Islam. Bahkan, dia dikenal sebagai seorang yang paling keras memusuhi dakwah islam. dia adalah orang yang paling kuat tekanannya kepada para kaum muslimin. Memang, kala itu Walid merupakan seorang pembesar dari kaum musyrik. Akan tetapi, tatkala walid meninggal, muncullah Khalid  bin Walid menggantikan posisi ayahnya. Melihat betapa kuat dan mahirnya khalid bin walid dalam berperang dan cerdasnya dalam mengatur strategi perang, maka wajar orang-orang Quraisy menginginkan agar khalid tetap berada di pihak mereka. Dengan bergabungnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab ke dalam Islam membuat para petinggi Quraisy khawatir.

Peperangan pertama kaum muslimin dengan kaum musyrikin adalah di medan perang Badr. Pada saat perang Badr saudara Khalid bin Walid  yaitu walid bin walid berhasil di tawan oleh kaum muslimin. Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memberi pilihan kepada Walid bin Walid apakah ia ingin memeluk Islam atau bebas dengan tebusan yang dibayar oleh keluarganya, Khalid pun segera bergegas untuk menebus dan membawa pulang saudaranya.

Namun, yang sangat mengejutkan Khalid, setibanya di Mekkah justru Walid saudara yang ia sayangi mengaku secara terang-terangan tentang keislmannya di depan para pemuka kafir Quraisy. Sontak Khalid bertanya kepada Walid tentang siakpnya tersebut, terutama tentang masuknya Walid kedalam Islam serta mengapa Walid tidak mengumumkan ke Islamannya sejak di Madinah? Maka Walid menjawab “ Sungguh aku melihat sendiri perlakuan baik kaum muslimin terhadapku yang aku sendiri belum pernah mendapatkan perlakuan seperti itu dari kerabatku yang paling dekat sekalipun. Hanya saja aku khawatir jika aku mengumumkan keislamanku di Madinah, jangan-jangan kaum Muslim akan berpikiran bahwa aku masuk kedalam Islam karena takut ditawan”.

Masuknya Islam Walid bin Walid membuat Khalid bin Walid geram dan marah sejadi-jadinya.  Hal ini membuat Khalid semakin menentang islam, rasa bencinya terhadap islam semakin besar. Manakala perang Uhud Khalid mendapatkan kepercayaan dari para pemimpin Quraisy untuk memimpin pasukan melawan kaum Muslimin. Khalid memimpin pasukan berkuda kaum musyrikin. Ia dan beberapa pasukan yang dipimpinnya memutar balik arah kudanya untuk melancarkan serangan kepada pasukan panah kaum muslimin yang melanggar perintah Rasulullah Shalallahu ‘Alihi wa salam.

Pada tahun Perjanjian Hudaibiyyah saat Rasulullah shalallahu ‘aliahi wa salam dan kaum muslimin mengunjungi masjidil haram, kembali Khalid dengan bala tentaranya bermaksud menghalau Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam beserta kaum muslimin dari masjidil haram. Akan tetapi Khalid menemukan mereka sedang melakuakn sholat berjamaah bersama Nabi shalallhu ‘alaihi wa salam sebagai imam mereka. Pemandangan tersebut yang kemudian membuat hati  Khalid bergetar serta menimbulkan kesan yang sangat dalam pada jiwanya.

Tak lama kemudian setelah itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengutus  Walid bin Walid, Saudara Khalid untuk mengajaknya masuk islam serta menyampaiakn salam beliau dan memberitahu Khalid bahwa selama ini Rasulullah selalu menanyakan dirinya. Akhirnya Khalid pun menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan memproklamirkan ke
 islamannya. Hal ini terjadi beberapa hari sebelum Fathu Makkah ( Pembebasan Mekkah).
Setelah memeluk islam maka Khalid pun berkata kepada Rasulullah “ Yaa Rasulullah, aku telah memposisikan diriku memerangi islam, maka berdo’alah kepada Allah agar dia mengampuniku.”
Untuk menenangkan hati Khalid, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam menjawab “Islam  akan menghapus segala dosa yang telah berlalu, wahai Khalid!”

Namun Khalid tak hentinya memohonagar dimintakan ampunan, maka Rasulullah pun berdoa “ Ya Allah, ampunilah Khalid atas segala perbuatannya yang menghalangi manusia dari jalan-Mu”

Sejak saat itu Khalid berubah, dari komandan pasukan musyrikin menjadi komandan pasukan Muslimin dan “Pedang Allah yang terhunus” yang siap membela  agama-Nya. Khalid selalu menyertai Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dalam setiap peperangannya dan menjadi pembela yang siap berjuang kapan saja di barisan kaum muslimin.

Seperti itulah kisah Keislaman “Syaifullah” Khalid bin Walid.

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.

Facebook