Semasa pemerintahan Daulah khilafah pada masa khulafau rasyidin isalam disebarkan dengan dakwah dan jihad. Pada masa khalifah Abu Bakr memimpin daulah Islam wilayah Islam bertambah luas meliputi Iraq dan Syam. Tentunya hal ini tidak lepas dari peran sang panglima perang kala itu, Khalid bin Walid. kali ini kami akan berbagi kisah bagaimana peran Khalid dalam membebaskan Iraq.
Khalifah Abu Bakr menyadari, bahwa Imperium Persia di Iraq dan Imperium Romawi di Syam merupakan dua buah kekuatan adidaya yang sangat membahayakan. Peran kedua negara ini sangat jelas pengaruhnya dalam menyulut perang Riddah yang sebenarnya bertujuan merongrongkekuatan Islam. Untuk mengatasi hal tersebut, diutuslah Khalid untuk mengajakmereka masuk kedalam Islam, atau kalau mereka menolaknya, masih ada dua opsi lain membayar Jizyah yang artinya mereka masuk kedalam Daulah Islam ataukah Perang.
Pertempuran yang pertama kali yang dijalani Khalid bin Walid dalam misinya kali ini adalah Pertempuran Hufair yang letaknya dekat dengan teluk Basrah yang masih dibawah kekuasaan Gubernur Hormuz. Pasukan Persia menggunakan rantai yang mengikat mereka agar tidak melarikan diri dari medan perang. Hormuz membuka peperangan ini dengan perang tanding melawang Khalid. Pada awalnya Hormuz berniat melakukan tipu muslihat terhadap Khalid dengan menyiapkan beberapa komandan terpilihnya untuk ikut menyerang Khalid. Akan tetapi, tidak berselang lama Khalid menyudahi perang tersebut dengan membunuh Hormuz. Setelah itu, kaum muslimin menyerbu pasukan Persia dengan kemenangan dipihak kaum Muslimin. Sementara itu, Khalid berhasil mengambil kopiah Hormuz yang menjadi simbol kebesaran Persia, lalu mengirimkannya kepada Baitul Mal. Hanya saja khalifah Abu Bakr menghadiahkannya kepada Khalid bin Walid atas jasa dan keberaniannya.
perang ini kemudian terkenal dengan sebutan Dzatu As-salaasil (Pertempuran Rantai), karena para tentara persia dirantai satu sama lain agar tidak melarikan diri dari pertempuran.
Setelah pertempuran Hufair ini, berturut-turut setelahnyaterjadi tiga peperangan lainnya. sebelumnya, ketika Khalid berhadapan dengan Hormuz di Hufair, Hormuz sempat mengirim pesan ke Istana Kisra untuk meminta bantuan. permintaan Hormuz tersebut disambut istana Kisra dengan mempersiapkan bala tentara yang lebih besar dengan dipimpin seorang panglima bernama Qarun.Akan, tetapi, ketika mereka mendapati pasukan Hormuz kalah dari tentara kaum muslimin, maka bala bantuan pasukan Persia pun mundur ke Tsiny, yang bermakna sungai. Meskipun demikian, Khalid terus mengejar mereka, memerangi, dan menawan mereka. Diantara para tawanan itu terdapat Abu Hasan al-Basri, seorang ulama besar yang saat itu masih memeluk Nasrani.
Setelah itu Khalid melanjutkan ekspedisinya ke Hirah. Setelah melakukan beberapa pertempuran kecil, dia dan pasukannya berhasil membebaskan seluruh Hirah pada bulan Rabiul awal tahun 12 H.
Dari Hirah, Khalid memimpin pasukannya menuju Daumatul Jandal untuk membantu Iyadh bin Ghanam yang saat itu sedang melakukan pengepungan terhadap benteng pertahanan. Bersama pasukan Iyadh, Khalid dan pasukannya melanjutkan pengepungan. Pemimpin pasukan Daumatul Jandal, Judi bin Rabiah bersama sekelompok pasukannya menyerang pasukan Iyadh, sementara kelompok pasukan murtad yang ke dua ditugaskan untuk memerangi Khalid beserta pasukannya. Akhirnya dua kelompk itu dapat dikalahkan dan Kaum Muslimin dapat menguasai bentengmereka.
peristiwa terakhir di Iraq yang dialami Khalid adalah Perang Firadh, yang terjadi disebelah utara Iraq.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah para sahabat.
Khalifah Abu Bakr menyadari, bahwa Imperium Persia di Iraq dan Imperium Romawi di Syam merupakan dua buah kekuatan adidaya yang sangat membahayakan. Peran kedua negara ini sangat jelas pengaruhnya dalam menyulut perang Riddah yang sebenarnya bertujuan merongrongkekuatan Islam. Untuk mengatasi hal tersebut, diutuslah Khalid untuk mengajakmereka masuk kedalam Islam, atau kalau mereka menolaknya, masih ada dua opsi lain membayar Jizyah yang artinya mereka masuk kedalam Daulah Islam ataukah Perang.
Pertempuran yang pertama kali yang dijalani Khalid bin Walid dalam misinya kali ini adalah Pertempuran Hufair yang letaknya dekat dengan teluk Basrah yang masih dibawah kekuasaan Gubernur Hormuz. Pasukan Persia menggunakan rantai yang mengikat mereka agar tidak melarikan diri dari medan perang. Hormuz membuka peperangan ini dengan perang tanding melawang Khalid. Pada awalnya Hormuz berniat melakukan tipu muslihat terhadap Khalid dengan menyiapkan beberapa komandan terpilihnya untuk ikut menyerang Khalid. Akan tetapi, tidak berselang lama Khalid menyudahi perang tersebut dengan membunuh Hormuz. Setelah itu, kaum muslimin menyerbu pasukan Persia dengan kemenangan dipihak kaum Muslimin. Sementara itu, Khalid berhasil mengambil kopiah Hormuz yang menjadi simbol kebesaran Persia, lalu mengirimkannya kepada Baitul Mal. Hanya saja khalifah Abu Bakr menghadiahkannya kepada Khalid bin Walid atas jasa dan keberaniannya.
perang ini kemudian terkenal dengan sebutan Dzatu As-salaasil (Pertempuran Rantai), karena para tentara persia dirantai satu sama lain agar tidak melarikan diri dari pertempuran.
Setelah pertempuran Hufair ini, berturut-turut setelahnyaterjadi tiga peperangan lainnya. sebelumnya, ketika Khalid berhadapan dengan Hormuz di Hufair, Hormuz sempat mengirim pesan ke Istana Kisra untuk meminta bantuan. permintaan Hormuz tersebut disambut istana Kisra dengan mempersiapkan bala tentara yang lebih besar dengan dipimpin seorang panglima bernama Qarun.Akan, tetapi, ketika mereka mendapati pasukan Hormuz kalah dari tentara kaum muslimin, maka bala bantuan pasukan Persia pun mundur ke Tsiny, yang bermakna sungai. Meskipun demikian, Khalid terus mengejar mereka, memerangi, dan menawan mereka. Diantara para tawanan itu terdapat Abu Hasan al-Basri, seorang ulama besar yang saat itu masih memeluk Nasrani.
Setelah itu Khalid melanjutkan ekspedisinya ke Hirah. Setelah melakukan beberapa pertempuran kecil, dia dan pasukannya berhasil membebaskan seluruh Hirah pada bulan Rabiul awal tahun 12 H.
Dari Hirah, Khalid memimpin pasukannya menuju Daumatul Jandal untuk membantu Iyadh bin Ghanam yang saat itu sedang melakukan pengepungan terhadap benteng pertahanan. Bersama pasukan Iyadh, Khalid dan pasukannya melanjutkan pengepungan. Pemimpin pasukan Daumatul Jandal, Judi bin Rabiah bersama sekelompok pasukannya menyerang pasukan Iyadh, sementara kelompok pasukan murtad yang ke dua ditugaskan untuk memerangi Khalid beserta pasukannya. Akhirnya dua kelompk itu dapat dikalahkan dan Kaum Muslimin dapat menguasai bentengmereka.
peristiwa terakhir di Iraq yang dialami Khalid adalah Perang Firadh, yang terjadi disebelah utara Iraq.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah para sahabat.
0 komentar:
Post a Comment