Tuesday, May 17, 2016

Industri Kimia Islam

Bagi peradaban islam, kimia bukan hanya teori belaka. Melalui berbagai upaya, umat islam di abad ke emasan telah melahirkan sederet industri yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Berikut ini adalah industri berbasis kimia yang dilahirkan peradaban islam.

Keramik dan Gerabah
Sejak abad ke - 8 hingga 18 M, penggunaan keramik glazed begitu populer di ranah seni islam. Teknologi penciptaan keramik itu dikembangkan para seniman islam. Basra, Iraq menjadi sentra pembuatan gelas tak tembus cahaya. Selain itu, ar-Raqqah, Suriah pada abad ke 8 M juga tercatat sebagai pusat produksi gelas dan gerabah.

Lem Keju
Dalam bukunya bertajuk Book of the Hidden Pearl, Jabir Ibnu Hayyan untuk pertama kali menjelaskan tentang resep pembuatan lem dari keju.

Minyak dan Produk-produk Turunannya
Sejak abad ke 8 M, jalanan di kota Baghdad telah dilapisi dengan aspal. Si hitam yang membuat jalan mulus itu merupakan produk turunan dari minyak setelah melalui distilasi. Pada abad ke 9 M, ladang minyak di sekitar Baku, Azerbaijan sudah mulai di eksploitasi dan di buat naftah atau minyak tanah.
Al-Razi tercatat sebagai kimiawan pertama yang mampu memproduksi minyak tanah melalui distilasi. Metode pembuatan minyak tanah itu diungkapkannya dalam kitab Al-Asrar (Buku Rahasia), Kimiawan Muslim tercatat sebagai yang pertama memproduksi bensin dari minyak mentah melalui distilasi.



Minyak Mawar
Pertama kali diproduksi oleh kimiawan muslim melalui distilasi bunga mawar. Minyak mawar digunakan untuk minuman dan industri parfum.

Industri Minuman
Kopi. Minuman kopi pertama kali berkembang di dunia islam . Kali pertama, minuman kopi ditemukan masyarakat Muslim di Yaman pada abad ke 10 M. Di Yaman, kopi diracik sebagai minuman bernama Al-Qahwa.Konon, minuman itu dibuat oleh kelompok sufi agar mereka dapat tetap beribadah serta berdzikir sepanjang malam. Kopi menyebar ke seluruh negeri Muslim melalui para pelancong, jamaah haji, dan para pedagang.
Minuman kopi mulai dikenal masyarakat Makkah dan Turki di akhir abad ke 15 M. Sedangkan masyarakat Mesir baru bisa mencicipi kopi pada abad ke 16 M. Masyarakat Eropa baru mengenal nikmatnya kopi pada abad ke 17 M. Kopi masuk ke Eropa melalui Italia. Hubungan perdagangan anatra Venisia dengan Afrika Utara, khususnya Mesir menjadi pintu masuknya kopi ke Eropa.

Penyulingan dan pemurnian air
Para kimiawan muslim merupakan yang pertama kalai memproduksi air suling dan air murni. Ini dilakukan untuk mengatasi perjalanan panjang melalui gurun yang tak jelas sumber airnya.

Minuman Ringan
Sherbet tercatat sebagai minuman ringan berkarbon pertama di dunia.
Kimiawan muslim di Era kejayaan juga banyak yang menciptakan resep minuman sirup yang dapat bertahan di luar lemari es selama satu pekan hingga satu bulan.

Batu Mulia dan Mutiara
Dalam kitab Al-Durra al-Maknuna Jabir sudah mampu menjelaskan resep pembuatan mutiara buatan dan pemurnian mutiara.

Gelas Silika
Industri gelas silika ditemukan Abbas Ibnu Firnas (810 - 887).Dia yang pertama menciptakan gelas dari pasir dan batu.

Kosmetika
Pengembangan produk kosmetika di dunia islam begitu gencar di lakukan seorang dokter dan ahli bedah Muslim di Andalusia, Al-Zahrawi (936 - 1013 M) pada abad ke 10 M. Dalam ensiklopedia kesehatan yang berjudul al-Tasreef, Abulcasis - begitu Barat menjuluki al-Zahrawi, telah mengupas secara khusus tentang kosmetika. Bagi al-Zahrawi, kosmetika merupakan bagian dari pengobatan. Kitab al-tasreef ini begitu besar pengaruhnya di Eropa.

Sabun
Sabun yang berasal dari minyak tumbuhan (Olive oil), minyak aroma pertama kali diproduksi oleh kimiawan muslim.

Parfum
Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa kebudayaan islam telah memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan industri parfum di dunia Barat. Dunia Islam berkontribusi besar dalam memperkenalkan proses ekstraksi wewangian melalui teknologi distilasi uap yang dikembangkan para ilmuwan muslim sejak abad ke 8 M. Industri parfum modern di dunia barat pun banyak mengadopsi ramuan parfum yang telah di kembangkan para ahli kimia muslim.

Mesiu
Fakta sejarah menyebutkan bahwa ahli kimia muslim bernama Khalid bin Yazid (wafat tahun 709 M) sudah mengenal potasium nitrat (KNO3)- bahan utama pembuat mesiu- pada abad ke 7 M. Dua abad lebih cepat dari Cina. Menurut Prof Ahmad Y al-Hassan dalam bukunya bertajuk, Islamic Technology an Illustrated History tahun (1986), potasium mitrat dikenal di dunia teknologi islam dengan beragam nama. Senyawa kimia itu pada awalnya digunakan dalam proses metalurgi serta digunakan untuk membuat asam nitrat dan aqua regia.
"Rusmus dan respnya dapat ditemukan dalam karya-karya Jabir Ibnu Hayyan (wafat tahun 815 M), Abu Bakr al-Razi (wafat tahun 932 M), dan ahli kimia muslim lainnya," papar Prof al-hassan. Dari abad ke abad, istilah potasium nitrat di dunia islam selalu tampil dengan beragam nama, seperti natrun, buraq, mihl al-hai'it, shabb Yamani, serta nama lainnya.

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.

Facebook